14/12/2010 23:39

Kotbah Yohanes Paulus II pada kanonisasi Josemaria Escriva

Kotbah ini disampaikan oleh Bapa Suci pada penetapan pendiri Opus Dei sebagai orang kudus pada 6 Oktober 2002.

 

1. "Semua orang yang dibimbing oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah" (Rom 8:14). Ucapan Rasul Paulus yang baru saja kita dengar ini membantu kita memahami pesan penting dari kanonisasi Josemaria Escriva hari ini. Dengan kepolosannya ia membiarkan dirinya dibimbing oleh Roh Allah, karena yakin bahwa hanya dengan cara inilah seseorang dapat sepenuhnya melaksanakan kehendakNya.

 

Kebenaran Kristiani yang mendasar ini selalu merupakan tema kotbahnya. Malahan, ia tidak pernah berhenti mengundang anak-anak bimbingannya untuk memohon kepada Roh Kudus agar kehidupan batin mereka, yakni hubungan mereka dengan Allah dan keluarganya, kehidupan profesi dan sosialnya, sepenuhnya terjalin oleh realita-realita kecil duniawi yang tidak terpisah melainkan membentuk satu kehidupan yang "suci dan dipenuhi oleh Allah." Ia menulis: "Kita menemukan Allah yang tak kelihatan pada hal-hal di dunia yang paling kelihatan" (Percakapan dengan Josemaria Escriva, hal. 114)

 

Ajarannya ini masih aktual dan relevan saat ini. Melalui sakramen baptis yang mempersatukan seseorang dengan Kristus, Allah memanggil orang yang bersangkutan untuk menjalin hubungan yang tak terputus denganNya. Ia dipanggil untuk menjadi suci dan bekerjasama dalam penyelamatan umat manusia.

 

2. "Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu."(Kej 2:15). Kitab Kejadian, seperti yang kita dengar dalam bacaan pertama, mengingatkan kita lepada Sang Pencipta yang mempercayakan bumi kepada manusia, untuk "mengusahakan" dan "memelihara"nya. Umat beriman yang berkarya di aneka bidang di dunia ini turut serta mewujudkan rencana Allah yang universal ini. Kerja dan aktivitas lainnya, jika dilaksanakan dengan bantuan rahmat, akan diubah menjadi sarana penyucian sehari-hari.

 

"Kehidupan sehari-hari dari seorang Kristen yang beriman", Josemaria Escriva pernah berkata,"ketika ia bekerja atau beristirahat, ketika berdoa atau tidur, setiap saat, adalah kehidupan di mana Allah selalu hadir" (Meditasi, 3 Maret 1954). Pandangan supernatural tentang kehidupan ini mengungkapkan betapa luar biasa kayanya perspektif keselamatan, karena sekalipun dalam berbagai peristiwa duniawi yang tampaknya biasa-biasa saja, Allah ada di dekat kita dan kita dapat bekerjasama dalam rencana keselamatanNya. Maka kini lebih mudah memahami apa yang ditegaskan dalam Konsili Vatikan II:"maka tidak ada pesan yang menghambat umat untuk membangun dunia...sebaliknya Konsili mendorong manusia untuk membangun dunia"(Gaudium et spes, no 34)

 

3. Untuk mengangkat dunia kepada Allah dan mengubahnya dari dalam: ini adalah idealisme yang dinyatakan sang pendiri Opus Dei kepadamu, saudara-saudaraku, yang hari ini bersuka cita menyaksikan dia diangkat menuju kemuliaan altar. Ia masih terus mengingatkan kita agar tidak takluk pada budaya materialistik yang bisa melunturkan identitas kita sebagai murid-murid Kristus. Ia tentu ingin menegaskan lagi bahwa iman Kristen bertentangan dengan sikap ikut arus dan hati yang pasif.

 

Dengan mengikuti jejaknya, sebarkanlah kesadaran di masyarakat bahwa kita semua dipanggil menuju kesucian apapun ras, kelas, kelompok atau usia kita. Pertama, berjuanglah dulu untuk menjadi suci, dengan menggali sikap rendah hati dan pelayanan, berserah kepada Kehendak Allah dan terus-menerus mendengarkan suara Roh Allah. Dengan cara ini kamu akan menjadi "garam dunia" (bdk. Mt 5:13) dan "cahayamu menyinari semua orang, sehingga mereka melihat karyamu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga" (ibid, 5:16).

 

4. Mereka yang ingin melayani kepentingan Injil dengan setia pasti akan menghadapi kesalahpahaman dan masalah. Kristus memurnikan dan membentuk semua orang yang dipanggilnya untuk mengikuti Dia dengan kuasa misterius dari Salib; namun "didalam Salib,"kata santo baru ini,"kita menemukan cahaya, kedamaian dan sukacita: Lux in Cruce, requies in Cruce, gaudium in Cruce!"

 

Sejak 7 Agustus 1931, yakni selama perayaan Misa kudus, kata-kata Yesus bergema di hatinya, "bila aku terangkat dari bumi, aku akan menarik semua orang kepadaku" (Jn 12:32), Josemaria Escriva lebih jelas memahami bahwa misi mereka yang dipermandikan adalah memikul Salib Kristus diatas segala karya manusia dan ia merasakan semangat membara atas panggilannya untuk menginjil segala kegiatan Marusia.  Lalu, tanpa ragu, ia menerima undangan Yesus kepada Petrus Rasul, yang baru saja kita dengar tadi: "Duc in altum!" (Bertolaklah ketempat yang dalam). Ia menyampaikan hal ini ke seluruh keluarga Opus Dei agar mereka bisa memberi Gereja sumbangan yang nyata dalam bentuk kesatuan dan pelayanan spiritual. Hari ini undangan itu diulurkan kepada kita semua: "Bertolaklah ketempat yang dalam," kata Guru Ilahi kita, "dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Lk 5:4)

 

5. Untuk menjalankan misi yang begitu berat, orang memerlukan pertumbuhan iman yang terus menerus yang dipelihara dengan doa. Josemaria adalah guru dalam kehidupan doa, yang ia yakini sebagai "senjata" luar biasa untuk menebus dunia. Ia selalu menyarankan: "Pertama-tama adalah doa; kemudian pertobatan; ketiga adalah tindakan" (Jalan, no 82). Ini bukan sebuah paradoks melainkan kebenaran abadi: keberhasilan dalam kerasulan pertama-tama terletak pada doa dan kehidupan sakramental yang intens dan tanpa henti. Pada dasarnya inilah rahasia menuju kesucian dan keberhasilan sejati para kudus.

 

Semoga Kristus menolong kalian, saudara-saudaraku, untuk menerima tantangan askese dan ajaran misioneri ini. Semoga Bunda Maria menopangmu, yang Josemaria sebut sebagai "Spes nostra, Sedes Sapientiae, Ancilla Domini!" (Harapan kita, Tahta Kebijaksanaan, Hamba Tuhan).

 

Semoga Bunda kita menjadikan semua orang saksi sejati bagi Injil, siap dimanapun kita berada untuk membangun Kerajaan Kristus! Semoga keteladanan dan ajaran St. Josemaria menjadi pendorong semangat sehingga diakhir peziarahan kita di dunia, kitapun dapat memperoleh warisan surgawi! Disana, bersama dengan para malaikat dan orang kudus, kita akan memandang wajah Allah dan menyanyikan kemuliaan bagiNya untuk selama-lamanya.

 

—————

Back


Assumption Of The Virgin

Karya Francesco Granacci, 1517



Pusat Opus Dei Surabaya
Jln. W.R. Supratman 65
Surabaya 60263
Tlp.(62-31)5614937

Pembimbing rohani
Romo F.X. Zen Taufik
Romo Ramon Nadres