Bulan Mei yang istimewa

Bulan Mei ini menandai peringatan ke-75 dari ziarah St. Josemaría ke Sonsoles. Yang juga berada di tahun Maria yang sudah dimulai di Opus Dei sejak tanggal 14 Februari 2010, serta berada di Tahun Para Imam.

29 April 2010

“Bulan Mei sudah tiba. Tuhan kita menghendaki agar kita mempergunakan sebaik-baiknya kesempatan ini untuk bertumbuh dalam kasih-Nya melalui relasi dengan ibu-Nya. Marilah kita berusaha setiap hari untuk menunjukan kepada Bunda Maria, melalui hal-hal kecil, perhatian-perhatian kecil, bahwa kita, anak-anaknya, mencintainya, agar kekudusan dan kerasulan kita menjadi nyata, yang kita lakukan dengan usaha secara kesinabungan bagi karya keselamatan yang telah dibawa Kristus ke dunia.”[1]

Tradisi Gereja di banyak tempat mendedikasikan bulan Mei kepada Perawan Suci Maria. Sepanjang bulan ini, umat Kristiani berusaha terus agar Bunda Allah semakin hadir di dalam hati mereka, dengan kasih yang ditunjukan di dalam devosi kepada Bunda kita.

St. Josemaría suka menunjukkan kasihnya kepada Perawan Maria dalam banyak cara, tetapi dia selalu mengatakan bahwa salah satu favoritnya adalah ziarah yang dilakukan secara pribadi atau dalam kelompok dengan dua atau tiga orang. “Saya menghargai dan mencintai devosi bersama dengan banyak orang, tapi saya harus mengakui, bahwa saya lebih menyukai untuk berdevosi kepada Bunda Maria dengan kasih yang sama, dengan antusiasme yang sama, dalam kunjungan pribadi atau dengan sangat sedikit orang - sesuatu lebih intim semacam itulah.” [2]

Pada tahun 1935, sesudah kunjungannya yang pertama ke tempat ziarah Sonsoles dekat Avila, Bapa pendiri Opus Dei menetapkan kebiasaan ziarah di bulan Mei bagi umat Opus Dei. Sebagai tanda cinta kepada Bunda Maria, setiap bulan Mei mereka akan berziarah ke Gua Maria atau tempat lain di mana Patung Kudus Bunda Maria dihormati, dan bila memungkinkan bersama dengan teman-teman mereka. Sejak itu, kebiasaan ini telah menyebar di antara banyak orang yang telah menerima pesannya.

Ziarah di bulan Mei merupakan kunjungan ke Perawan Maria dengan cinta seorang anak. Apa yang dilakukan St. Josemaría adalah berdoa tiga peristiwa Rosario: satu dalam perjalanan ke tempat ziarah; kemudian, sesuai dengan hari dalam seminggu, di depan Patung Bunda Maria, dan yang ketiga dalam perjalanan pulang.

Matiraga-matiraga kecil dapat dipersembahkan kepada Bunda kita bagi kepentingan pribadi dan bagi seluruh Gereja: berziarah dengan berjalan kaki; menerima cuaca buruk atau lalu lintas buruk dengan riang; tidak mengambil makanan kecil; dll

Kebiasaan ziarah di bulan Mei memiliki semangat kerasulan yang jelas. St Josemaría mendorong kita untuk melakukannya bersama dengan teman atau saudara dan menggunakan kesempatan tersebut untuk menunjukkan kepada mereka sebuah langkah maju dalam kehidupan kristiani mereka.

“Banyak pertobatan, banyak keputusan untuk memberikan diri bagi pelayanan Tuhan didahului oleh perjumpaan dengan Bunda Maria. Bunda kita telah mendorong kita untuk mencari Tuhan, berkeinginan untuk berubah, untuk menjalani hidup baru. Maka “Lakukan apa, yang dikatakan-Nya” telah berubah menjadi penyerahan diri secara nyata, ke dalam panggilan Kristiani, yang sejak saat itu menerangi semua kehidupan pribadi kita”. [3]

“Sebuah manifestasi khusus keibuan Bunda Maria,” kata Yohanes Paulus II di Fatima, “ditemukan di lokasi di mana ia telah berhubungan dengan umat manusia, tempat di mana kehadiran nyata Bunda kita telah tercatat. Di semua tempat ini, kesaksian tunggal Tuhan kita yang tersalib, terpenuhi. Di tempat-tempat itu, umat manusia dipercayakan kepada Bunda Maria; di sana kita dapat berjumpa dengannya sebagai ibu kita sendiri, bukalah hati kita kepadanya, berbicaralah dengannya mengenai segala sesuatu.”

--------------------------------

[1] Saint Josemaría, Kristus yang sedang berlalu, 149

[2] Ibid, 139

[3] Ibid.., 149.

Terjemahan dari : A Special Month of May;  www.opusdei.us